Rabu, 23 Februari 2022

Ladang amal untuk pembangunan Asrama Santri putra pondok pesantren Mardhatillah Al mumtazah Ciherang picung Pandeglang

EMPAT BULAN HARAM

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : 

"Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. 

Satu tahun itu ada dua belas bulan. 
Di antaranya ada empat bulan haram (suci). 

Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram.

 (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” 
(HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

Ibnu ’Abbas mengatakan :
“Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram,

 dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar,

 dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” 
(Latho-if Al Ma’arif, hal. 207)

===================
ALLAH PEMBERI RIZKI YANG TERBAIK. . . 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قُلْ اِنَّ رَبِّيْ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَا دِهٖ وَيَقْدِرُ لَهٗ ۗ وَمَاۤ اَنْفَقْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهٗ ۚ وَهُوَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ
"Katakanlah, "Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya." 

Dan apa saja yang kamu infakkan, Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi Rezeki yang terbaik."
(QS. Saba' 34: Ayat 39)

Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I berkata di dalam kitabnya Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an :

" janganlah kamu mengira bahwa infak mengurangi rezeki, 

bahkan Allah SWT yang melapangkan dan menyempitkan rezeki berjanji akan menggantinya kepada orang yang berinfak."

*Yayasan Mardhatillah Al mumtazah Sedekah Produktif* mengajak sahabat untuk memperbanyak amal di bulan haram ini ( bulan rajab ), berupa menyediakan fasilitas bagi anak (Yatim Dhuafa) untuk membaca, menghafal, memahami, mengamalkan, dan mendawahkan Al Quran.

Ladang Amal:
1. Wakaf Pembangunan Asrama Putra Mahad Mardhtillah Al Mumtazah 
*Jl. Raya Munjul Km.05 Kp. Ciherang Ds. Ciherang Kec. Picung Kab. Pandeglang  42275*
Kebutuhan : 60.000.000 ( Enam Puluh Juta)

🕋 Rekening Infaq Sedekah: 4826-01-011954-53-3 *Atas Nama Ibu Neneng Khotimah,SE*

Konfirmasi: 083111664504
jazakallah khairan katsiran

Trima kasih kepada sahabat atas kontribusinya dalam program ini, semoga dengan ikut andilnya sahabat, menjadi jalan bagi kita untuk mendapatkan keutamaan bulan haram ini ( bulan rajab ), menjadi jalan mendapatkan kehidupan yang berkah dan penuh dengan keridhaan dari Allah Subhanahu Wa ta'ala.
Aamiin ya Allah ya robbal alamin...

Selasa, 22 Februari 2022

Guru Yang Malas Mengajar Sebaik nya Berhenti Mengajar

BELAJAR sepanjang hayat adalah konsep yang sudah menjadi umum bagi siapa saja (Abi Yayan Sofyan,S. AP.,M.Pd)

Dalam agama juga sudah diajarkan bahwa kewajiban menuntut ilmu (belajar) itu dimulai sejak dalam ayuran (sedari bayi) hinggalah ke liang lahad (mati) Tidak ada di antara kita yang menyangkal pernyataan ini.

Bagi seorang guru, konsep itu pun harus berlaku konsep. Artinya tidak ada kata berhenti belajar bagi seorang guru. Guru wajib terus berguru alias belajar lagi. Jangan karena sudah berstatus guru, atau merasa sudah menjadi guru profesional karena mendapat sertifikat profesi, lalu berhenti belajar. Ini pandangan keliru. Guru memang harus terus berguru.

Guru berguru adalah untuk menjaga dan mempertahankan eksistensi guru itu sendiri. Guru memang harus terus memperbaharui ilmu dan kompetensinya jika ingin bertahan dalam status gurunya. Sebagai manusia yang digugu dan ditiru, artinya guru wajib selalu memliki sesuatu yang dapat dicontoh,teladani orang lain. Bukan saja murid-murid yang terus mencotoh guru, malah masyarakat umum pun akan cenderung dan berusaha mencontoh guru.

Dunia pendidikan kita memang memerlukan revolusi moral dan mental. Kondisi pendidikan kita memang benar-benar memilukan hati. Di sana-sini, kita sering memerhatikan kondisi yang tak jauh berbeda. Sama-sama berjalan stagnan alias jalan di tempat. Sungguh upaya pemerintah akan tersia-siakan jika kita bersikap masa bodoh. Ketika bertemu dengan rekan sejawat, kalaulah kita mengajak untuk belajar menambah ilmu pengetahuan. Para guru sering berujar, "Wah, saya sibuk. Wah, saya banyak pekerjaan. Wah, saya sudah menjadi guru professional. Wah, saya sudah menjadi kepala sekolah. Wah, saya sudah naik pangkat. Dengan begini saja, saya sudah mendapatkan impian saya. Mengapa saya mesti belajar lagi?" Itulah ujaran atau ucapan-ucapan yang sering kita dengar.

Para pendidik sudah lupa bahwa zaman sudah berubah. Anak didik sudah mahir untuk mencari pengetahuan meskipun anak didik tidak berada di sekolah. Anak didik sudah mahir mendebat gurunya jika mereka menemukan kejanggalan pada saat pembelajaran. Dan pada saat seperti itulah, kehormatan dan harga diri dipertaruhkan. Semestinya guru terus membangun dirinya agar selalu gemar belajar. Guru sering menasihati anak didik agar belajar sejak ayunan hingga liang lahat. Guru sering memberikan pembinaan kepada anak didik agar bersikap disiplin. Namun, mengapa guru justru enggan belajar lagi? Mengapa guru sudah merasa puas dengan perolehannya saat ini? Mengapa guru tidak merasa malu kepada anak didik karena tidak bersikap konsisten atas ucapannya? Sungguh sikap guru yang tak layak ditiru. Mencari ilmu itu ibarat minum air laut. Tak pernah merasakan puas. Justru pencari ilmu itu digoda dengan ketidaktahuan baru. Imu itu seakan semakin tersembunyi dan bersembunyi sehingga pencari ilmu mesti melakukan eksplorasi. Di situlah letak ilmu: takkan bertepi! 

Kita  sepakat bahwa guru sebaiknya dilarang mengajar jika tidak bersedia belajar. Guru semestinya bersikap konsisten terhadap ucapannya. Jika guru sering menyuruh anak didik agar membaca buku, tentunya guru harus menjadi pembaca buku yang baik. Jika guru sering menyuruh anak didik agar tekun belajar, seharusnya guru pun menjadi pembelajar. Antara ucapan dan perbuatan terjadi kesamaan. Zaman telah berubah Industri 4.0 diiringi dengan edukasi 4.0 dimana guru yang tidak bisa mengupdate dirinya dengan ilmu dan tekhnologi bisa-bisa digantikan oleh peran media sosial yang lebih digemari oleh kalangan melineal. Peran guru sangatlah penting dalam menjada akhlak dan budi pekerti sehingga istilah adab lebih tinggi dari ilmu itu lebih dijaga agar tidak tergerus oleh perkembangan jaman.  Semoga ajakan itu diterima meskipun hanya sedikit yang berkenan menerima. Aamiin Yaa Rabbal'Aamiin

a teacher's note Utsman,A.H.S.Pd

Rabu, 16 Februari 2022

Tugas BDR Bahasa Inggris MTs Mardhtillah Al mumtazah kelas 9


Studenta pasti pernah membandingkan satu hal dengan hal lain bukan, contoh dia sama pintarnya dengan adik saya, si dia lebih cantik dari dia, aku lebih tinggi dari kakakku, dia paling kaya di desanya, dan sebagainya. Nah perbandingan itulah yang disebut degree of comparison dalam bahasa Inggris.

Jadi degree of comparison atau tingkat perbandingan adalah jenis perbandingan yang berfungsi untuk membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain dengan menggunakan adjective (kata sifat) atau adverb (kata keterangan) untuk menunjukkan perbandingan. Degree of comparison sendiri tidak berlaku untuk kata benda dan kata kerja. Tingkat perbandingan juga digunakan untuk mendeskripsikan tingkat perbandingan pada adjective yang menyifati nouns.

Jenis – jenis Degree of Comparison

Terdapat tiga jenis tingkat perbandingan dalam kata sifat yakni sebagai berikut:

  • Positive Degree (Tingkat Biasa)

Positive degree atau tingkat setara yakni salah satu bentuk degree of comparison yang paling sederhana. Kenapa disebut yang paling sederhana, karena tidak perlu adanya pengubahan bentuk kata kerja atau kata keterangan yang digunakan. Nah untuk itu positive degree ini digunakan untuk menunjukkan bahwa kedua hal yang kita bandingkan berada dititik level yang sebanding atau sama. Untuk menunjukkan perbandingan positive degree kita menggunakan kata “as … as”.

Pola Kalimat Positive Degree:

Subject + Verb + as adjective/adverb as + Object

Contoh kalimat:

  • Her house is as big as yours.
    (Rumahnya sebesar milikmu)
  • The handphone  is not as expensive as my brother’s camera.
    (Handphone itu tidak semahal kamera saudara saya)

Penggunaan Positive Degree

Positive degree digunakan untuk membandingkan dua orang atau benda yang memiliki tingkatan yang sama baik bentuk, sifat, maupun bagian lainnya, contohnya Rena is as tall as my mother (Rena setinggi ibu saya). Positive degree juga digunakan untuk menyatakan dua orang atau benda yang tidak memiliki kesamaan pada tingkay perbandingan, contohnya her bag is not as big as yours (Tasnya tidak sebesar milikmu).

  • Comparative Degree (Tingkat Lebih)

Comparative degree atau perbandingan tingkat lebih merupakan kata sifat yang digunakan untuk membandingkan sesuatu seperti benda atau orang yang memiliki sifat lebih dibandingkan pembandingnya. Sederhananya kita membandingkan antara dua orang atau benda dengan maksud melebihkan salah satunya, contoh dia lebih rajin daripada si dia, saya lebih tua dari kakakmu, dan lain sebagainya. Untuk menyatakan tingkatan lebih, kata sifat atau kata keterangan ditambahkan -er dibelakangnya atau more didepannya.

Lebih jelasnya tambahan -er digunakan pada kondisi ketika kata terdiri dari satu atau dua suku kata, misalnya smart menjadi smarter, tall menjadi taller, big menjadi bigger, happy menjadi happier, dan sebagainya. Sedangkan untuk kata dengan lebih dari dua suku kata menggunakan more, misalnya more beautiful, more expensive, more responsible, dan lain sebagainya.

Pola Kalimat Comparative Degree

Subject + Verb + adjective/adverb-er ATAU more adjective/adverb (+ than + Object)

Contoh kalimat:

  • The horse is bigger than the donkey.
    (Kuda lebih besar daripada keledai)
  • History is more difficult than English.
    (Sejarah lebih sulit daripada bahasa Inggris)

Penggunaan Comparative Degree

Comparative degree digunakan untuk menyatakan dua orang atau benda yang tidak memiliki kesamaan tingkat perbandingan antara keduanya.

  • Superlative Degree (Tingkat Paling/Ter)

Superlative degree atau tingkat paling/ter merupakan salah satu degree of comparison yang digunakan untuk menyatakan tingkatan yang bersifat “ter/paaling” di antara semua pembandingnya. Misalnya Tania adalah siswi yang paling pandai di kelas, dia paling rajin di keluarganya, dan lain sebagainya. Untuk menyatakan tingkatan paling, ditambahkan -est diakhir kata atau most di awal kata.

Tambahan -est digunakan pada kondisi ketika kata terdiri dari satu atau dua suku kata, misalnya big menjadi the biggest, tall menjadi the tallest, dan lain-lain. Sedangkan tambahan most  digunakan pada kondisi ketika kata terdiri lebih dari dua kosa kata, misalnya beautiful meenjadi the most beautiful, difficult menjadi the most difficult, danlain sebagainya.

Pola Kalimat Superlative Degree

Subject + Verb + the + adjective/adverb-est ATAU most adjective/adverb (+Object in/ of Object)

Contoh kalimat:

  • The snake is the longest, and the earth worm is the shortest.
    (Ular yang terpanjang dan cacing tanah yang terpendek)
  • Fresh fruit is the most delicious of all.
    (Buah segar adalah yang paling enak dari semuanya)
  • A big bus is the most comfortable of all.
    (Bus besar yang paling nyaman dari semuanya)

Untuk lebih sederhananya mari kita lihat fungsi sosial dari pernyataan perbandingan yang dapat dilihat dari tabel berikut:

(1) Struktur komparatif biasanya ditentukan oleh jumlah suku kata pada kata sifatnya

POSITIVECOMPARATIVESUPERLATIVE
Jika kata sifatnya terdiri dari satu suku kata
bigbiggerthe biggest
fastfasterthe fastest
highhigherthe highest
longlongerthe longest
oldolder thanthe oldest of
shortshorterthe shortest
talltallerthe tallest
weakweakerthe weakest
youngyoungerthe youngest
Jika kata sifatnya terdiri dari dua suku kata
easyeasierthe easiest
friendlyfriendlierthe friendliest
happyhappier thanthe happiest of
heavyheavierthe heaviest
simplesimplerthe simplest
tastytastierthe tastiest
Jika kata sifatnya terdiri dari lebih dari dua suku kata
beautifulmore beautifulthe most beautiful
difficultmore difficultthe most difficult
expensivemore expensivethe most expensive
interestingmore interesting thanthe most interesting of
poisonousmore poisonousthe most poisonous
powerfulmore powerfulthe most powerful

(2) Struktur komparatif good dan bad

POSITIVECOMPARATIVESUPERLATIVE
goodbetterthe best
badworse ... thanthe worst ... of

(3) Struktur komparatif jumlah manymuchfewlittle

POSITIVECOMPARATIVESUPERLATIVE
manymorethe most
muchmorethe most
fewfewer ... thanthe fewest ... of
littlelessthe least

(4) Struktur komparatif setara as … as
  • My bedroom is as big as yours.
  • The lamp is not as bright as the sun.
  • The camera is not as expensive as my father’s bicycle.
  • The English test is not as difficult as the Math test.
(5) Struktur komparatif kebalikan dengan less …
  • The film is less interesting than the book. The book is more interesting than the film.
  • The lamp is not as bright as the sun. It is less bright than the sun.
  • Tamarind is sour. But it is not as sour as lime. It is less sour than lime.
  • The picture is not as beutiful as the real thing. The picture is less beautiful than the real thing.

Demikian materi tentang degree of comparison. Semoga bermanfaat dan membantu dalam memahami tingkat perbandingan dalam bahasa Inggris. Mari belajar dan berdiskusi bersama. Apabila ada kekeliruan, saran maupun pertanyaan silakan tinggalkan di kolom komentar. Tetap semangat dan jaga kesehatan. Sampai jumpa dipostingan berikutnya. Thanks for reading

Selasa, 15 Februari 2022

Absensi Kehadiran Siswa SMK Mardhtillah Rabu 16 February 2022

Untuk seluruh siswa-siswi SMK segera isi komentar nya, sebagai tanda kehadiran
Dalam pengisian komentar
Contoh 
Ayu hadir
Endah hadir
Dika Priatna hadir

Selasa, 08 Februari 2022

Wahai Guru Lembut kan Ucapanmu

belajar sepanjang hayat....
Kenakalan dan kebrutalan remaja tentu sangat berkaitan dengan pendidikan yang untuk mereka dapatkan. Bagaimana remaja bertutur kata dan bersikap tentu salah satunya adalah hasil dari pendidikan mereka di sekolah,  Karena sekolah baik tingkat SD MTs, dan SMK adalah sekolah yang memberi basic bagi perkembangan jiwa mereka kemudian. Walaupun tak bisa disangkal, jika lingkungan keluarga, pergaulan bebas, dan budaya televisi ikut memengaruhi perkembangan mental remaja. Namun, pendidikan punya andil yang cukup besar dalam membentuk perilaku remaja.
 Mungkin kita sering mengamati atau mendengar ada tutur kata dan sikap guru kepada anak didik yg kurang pas di dengar sikap guru terhadap siswa sangat mempengaruhi perkembangan pribadi mereka kemudian. Jika guru bersikap acuh terhadap siswa, cenderung merendahkan mereka, tidak menghargai bahkan hampir setiap hari menghina mereka. Pastilah siswa tersebut akan berkembang menjadi remaja yang kasar, suka merusak namun rendah diri Sebaliknya, jika guru mencintai muridnya dengan sepenuh hati, senantiasa berkata bijak, bersikap menghargai, dan mendidik dengan tujuan baik, tentu siswa akan berkembang menjadi remaja yang percaya diri, dan berani maju ke depan.
Memarahi siswa dengan bahasa yang tak dipahami anak, bahkan cenderung kasar.  dimarahi dengan bahasa  yang kurang etis tentu dia akan bingung. Tentu tak ada gunanya guru itu marah-marah sedangkan siswa tak paham maksudnya. Bahkan tidak jarang anak dihukum berdiri, membersihkan kamar mandi, dan hukuman lain yang tidak ada hubungannya dengan kompetensi yang sedang mereka pelajari.

Dan kita mungkin pernah mendengarkan guru berbicara kasar kepada murid. Hal ini sepertinya menjelaskan perilaku mereka yang suka berbicara kasar dengan orang lain dan kehilangan sopan santun kepada orang yang lebih tua. Bayangkan, jika anak hampir tiap hari dimarahi dengan bahasa yang kasar, tidak dihargai, tidak didorong semangatnya, bahkan cenderung diejek. Akan bagaimanakah kelak kepribadiannya? Tidak mustahil jika dia berkembang menjadi remaja yang temperamental dan kasar. Apalagi didukung lingkungan keluarganya yang sulit secara ekonomi, tinggal didaerah kumuh yang berbudaya kasar dan brutal.
Maka sudah seharusnyalah guru menginstropeksi diri. Lembutkan kata dan bijakkan sikap terhadap siswa. Lembut bukan berarti pelan, tapi keras namun dengan bahasa yang baik dan memberi dorongan. Jangan ada lagi kata-kata menghina dan mengejek untuk mendisiplinkan siswa. Tapi sebaiknya berilah nasehat dan hukuman yang terstruktur yang benar-benar bermanfaat bagi perkembangan pribadi mereka. Sering-seringlah memuji mereka. Karena ucapan guru adalah doa. Seperti ucapan seorang ibu terhadap anaknya. Walaupun siswa itu sangat lamban belajar, sulit disiplin, dan cenderung pemalas. Senantiasalah menegur dengan kata positif, seperti "Ayo segera selesaikan tugas, kamu pasti bisa!", bukannya "Ayo cepat! Kamu memang lamban!". Atau jika si anak lupa tidak mengerjakan PR, bukan kata "Dasar kamu memang malas dan tidak disiplin!", tapi "PR selanjutnya pasti kamu bisa mengerjakannya. Ibu tahu kamu pasti bisa disiplin!" Kemudian berikan hukuman yang mendidik dan terstruktur tanpa merendahkan harga diri mereka.
Dan mungkin kita juga menemukan ada seorang guru ketika mengarahkan  selalu menggunakan kata-kata negatif. Dia senantiasa bilang, "yang tidak bisa tertib akan saya hukum!"... padahal  itu akan lebih baik efeknya jika dia mengatakan " ayo semua nya ke sini pasti bisa tertib!"... atau kita sering  menggunakan kata-kata kasar yang menurut siswa tidak perlu... Bahkan  berbicara menggunakan mikrofon yang semua siswa bisa mendengarnya.. Pasti akan lebih baik efeknya jika dia menggunakan kata-kata positif dan bahasa  yang lebih halus. Seharusnya guru tidak boleh bosan untuk terus menanamkan citra positif pada siswa walaupun pada kenyataannya siswa itu sangat sulit diatur. Tapi dengan ucapan, dorongan , dan sikap yang positif terus menerus tiap hari tanpa lelah, Insya Allah siswa tersebut pasti akan berubah baik juga suatu saat. Seperti doa ibu yang tak putus-putus untuk anaknya...

Wallaahu 'alam
A teacher's note Utsman A.H