Selasa, 08 Februari 2022

Wahai Guru Lembut kan Ucapanmu

belajar sepanjang hayat....
Kenakalan dan kebrutalan remaja tentu sangat berkaitan dengan pendidikan yang untuk mereka dapatkan. Bagaimana remaja bertutur kata dan bersikap tentu salah satunya adalah hasil dari pendidikan mereka di sekolah,  Karena sekolah baik tingkat SD MTs, dan SMK adalah sekolah yang memberi basic bagi perkembangan jiwa mereka kemudian. Walaupun tak bisa disangkal, jika lingkungan keluarga, pergaulan bebas, dan budaya televisi ikut memengaruhi perkembangan mental remaja. Namun, pendidikan punya andil yang cukup besar dalam membentuk perilaku remaja.
 Mungkin kita sering mengamati atau mendengar ada tutur kata dan sikap guru kepada anak didik yg kurang pas di dengar sikap guru terhadap siswa sangat mempengaruhi perkembangan pribadi mereka kemudian. Jika guru bersikap acuh terhadap siswa, cenderung merendahkan mereka, tidak menghargai bahkan hampir setiap hari menghina mereka. Pastilah siswa tersebut akan berkembang menjadi remaja yang kasar, suka merusak namun rendah diri Sebaliknya, jika guru mencintai muridnya dengan sepenuh hati, senantiasa berkata bijak, bersikap menghargai, dan mendidik dengan tujuan baik, tentu siswa akan berkembang menjadi remaja yang percaya diri, dan berani maju ke depan.
Memarahi siswa dengan bahasa yang tak dipahami anak, bahkan cenderung kasar.  dimarahi dengan bahasa  yang kurang etis tentu dia akan bingung. Tentu tak ada gunanya guru itu marah-marah sedangkan siswa tak paham maksudnya. Bahkan tidak jarang anak dihukum berdiri, membersihkan kamar mandi, dan hukuman lain yang tidak ada hubungannya dengan kompetensi yang sedang mereka pelajari.

Dan kita mungkin pernah mendengarkan guru berbicara kasar kepada murid. Hal ini sepertinya menjelaskan perilaku mereka yang suka berbicara kasar dengan orang lain dan kehilangan sopan santun kepada orang yang lebih tua. Bayangkan, jika anak hampir tiap hari dimarahi dengan bahasa yang kasar, tidak dihargai, tidak didorong semangatnya, bahkan cenderung diejek. Akan bagaimanakah kelak kepribadiannya? Tidak mustahil jika dia berkembang menjadi remaja yang temperamental dan kasar. Apalagi didukung lingkungan keluarganya yang sulit secara ekonomi, tinggal didaerah kumuh yang berbudaya kasar dan brutal.
Maka sudah seharusnyalah guru menginstropeksi diri. Lembutkan kata dan bijakkan sikap terhadap siswa. Lembut bukan berarti pelan, tapi keras namun dengan bahasa yang baik dan memberi dorongan. Jangan ada lagi kata-kata menghina dan mengejek untuk mendisiplinkan siswa. Tapi sebaiknya berilah nasehat dan hukuman yang terstruktur yang benar-benar bermanfaat bagi perkembangan pribadi mereka. Sering-seringlah memuji mereka. Karena ucapan guru adalah doa. Seperti ucapan seorang ibu terhadap anaknya. Walaupun siswa itu sangat lamban belajar, sulit disiplin, dan cenderung pemalas. Senantiasalah menegur dengan kata positif, seperti "Ayo segera selesaikan tugas, kamu pasti bisa!", bukannya "Ayo cepat! Kamu memang lamban!". Atau jika si anak lupa tidak mengerjakan PR, bukan kata "Dasar kamu memang malas dan tidak disiplin!", tapi "PR selanjutnya pasti kamu bisa mengerjakannya. Ibu tahu kamu pasti bisa disiplin!" Kemudian berikan hukuman yang mendidik dan terstruktur tanpa merendahkan harga diri mereka.
Dan mungkin kita juga menemukan ada seorang guru ketika mengarahkan  selalu menggunakan kata-kata negatif. Dia senantiasa bilang, "yang tidak bisa tertib akan saya hukum!"... padahal  itu akan lebih baik efeknya jika dia mengatakan " ayo semua nya ke sini pasti bisa tertib!"... atau kita sering  menggunakan kata-kata kasar yang menurut siswa tidak perlu... Bahkan  berbicara menggunakan mikrofon yang semua siswa bisa mendengarnya.. Pasti akan lebih baik efeknya jika dia menggunakan kata-kata positif dan bahasa  yang lebih halus. Seharusnya guru tidak boleh bosan untuk terus menanamkan citra positif pada siswa walaupun pada kenyataannya siswa itu sangat sulit diatur. Tapi dengan ucapan, dorongan , dan sikap yang positif terus menerus tiap hari tanpa lelah, Insya Allah siswa tersebut pasti akan berubah baik juga suatu saat. Seperti doa ibu yang tak putus-putus untuk anaknya...

Wallaahu 'alam
A teacher's note Utsman A.H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar