Selasa, 22 Februari 2022

Guru Yang Malas Mengajar Sebaik nya Berhenti Mengajar

BELAJAR sepanjang hayat adalah konsep yang sudah menjadi umum bagi siapa saja (Abi Yayan Sofyan,S. AP.,M.Pd)

Dalam agama juga sudah diajarkan bahwa kewajiban menuntut ilmu (belajar) itu dimulai sejak dalam ayuran (sedari bayi) hinggalah ke liang lahad (mati) Tidak ada di antara kita yang menyangkal pernyataan ini.

Bagi seorang guru, konsep itu pun harus berlaku konsep. Artinya tidak ada kata berhenti belajar bagi seorang guru. Guru wajib terus berguru alias belajar lagi. Jangan karena sudah berstatus guru, atau merasa sudah menjadi guru profesional karena mendapat sertifikat profesi, lalu berhenti belajar. Ini pandangan keliru. Guru memang harus terus berguru.

Guru berguru adalah untuk menjaga dan mempertahankan eksistensi guru itu sendiri. Guru memang harus terus memperbaharui ilmu dan kompetensinya jika ingin bertahan dalam status gurunya. Sebagai manusia yang digugu dan ditiru, artinya guru wajib selalu memliki sesuatu yang dapat dicontoh,teladani orang lain. Bukan saja murid-murid yang terus mencotoh guru, malah masyarakat umum pun akan cenderung dan berusaha mencontoh guru.

Dunia pendidikan kita memang memerlukan revolusi moral dan mental. Kondisi pendidikan kita memang benar-benar memilukan hati. Di sana-sini, kita sering memerhatikan kondisi yang tak jauh berbeda. Sama-sama berjalan stagnan alias jalan di tempat. Sungguh upaya pemerintah akan tersia-siakan jika kita bersikap masa bodoh. Ketika bertemu dengan rekan sejawat, kalaulah kita mengajak untuk belajar menambah ilmu pengetahuan. Para guru sering berujar, "Wah, saya sibuk. Wah, saya banyak pekerjaan. Wah, saya sudah menjadi guru professional. Wah, saya sudah menjadi kepala sekolah. Wah, saya sudah naik pangkat. Dengan begini saja, saya sudah mendapatkan impian saya. Mengapa saya mesti belajar lagi?" Itulah ujaran atau ucapan-ucapan yang sering kita dengar.

Para pendidik sudah lupa bahwa zaman sudah berubah. Anak didik sudah mahir untuk mencari pengetahuan meskipun anak didik tidak berada di sekolah. Anak didik sudah mahir mendebat gurunya jika mereka menemukan kejanggalan pada saat pembelajaran. Dan pada saat seperti itulah, kehormatan dan harga diri dipertaruhkan. Semestinya guru terus membangun dirinya agar selalu gemar belajar. Guru sering menasihati anak didik agar belajar sejak ayunan hingga liang lahat. Guru sering memberikan pembinaan kepada anak didik agar bersikap disiplin. Namun, mengapa guru justru enggan belajar lagi? Mengapa guru sudah merasa puas dengan perolehannya saat ini? Mengapa guru tidak merasa malu kepada anak didik karena tidak bersikap konsisten atas ucapannya? Sungguh sikap guru yang tak layak ditiru. Mencari ilmu itu ibarat minum air laut. Tak pernah merasakan puas. Justru pencari ilmu itu digoda dengan ketidaktahuan baru. Imu itu seakan semakin tersembunyi dan bersembunyi sehingga pencari ilmu mesti melakukan eksplorasi. Di situlah letak ilmu: takkan bertepi! 

Kita  sepakat bahwa guru sebaiknya dilarang mengajar jika tidak bersedia belajar. Guru semestinya bersikap konsisten terhadap ucapannya. Jika guru sering menyuruh anak didik agar membaca buku, tentunya guru harus menjadi pembaca buku yang baik. Jika guru sering menyuruh anak didik agar tekun belajar, seharusnya guru pun menjadi pembelajar. Antara ucapan dan perbuatan terjadi kesamaan. Zaman telah berubah Industri 4.0 diiringi dengan edukasi 4.0 dimana guru yang tidak bisa mengupdate dirinya dengan ilmu dan tekhnologi bisa-bisa digantikan oleh peran media sosial yang lebih digemari oleh kalangan melineal. Peran guru sangatlah penting dalam menjada akhlak dan budi pekerti sehingga istilah adab lebih tinggi dari ilmu itu lebih dijaga agar tidak tergerus oleh perkembangan jaman.  Semoga ajakan itu diterima meskipun hanya sedikit yang berkenan menerima. Aamiin Yaa Rabbal'Aamiin

a teacher's note Utsman,A.H.S.Pd

2 komentar:

  1. Semoga kita yang statusnya atau notabene seorang guru bisa lebih baik lagi dalam mendidik siswa dan juga bisa menjadi responsibilities kita sebagai guru

    BalasHapus
  2. Sekarang banyak guru yang tidak sadar, knp tidak sadar dia guru tapi GK dia GK ngajar,

    BalasHapus